Thursday, July 25, 2013

Empat Negara Makin Penting: Brazil, India, Indonesia, Turki.

AS Tidak Bisa Lagi Abai karena Ada Ancaman dari China



JAKARTA, KOMPAS  — Ada empat negara penting di dunia yang akan berperan menjadi penentu tatanan global pada masa datang. Keempat negara itu adalah Brasil, India, Indonesia, dan Turki. Amerika Serikat harus bisa merangkul empat negara ini demi tatanan dunia baru yang lebih baik. Demikian dikatakan Daniel M Kliman dari lembaga German Marshall Fund of The United States.

Dia berbicara di gedung Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Kamis (25/7), dalam diskusi bertema ”Global Swing States: Brazil, India, Indonesia, Turkey, and The Future of Global Order”.
Dalam konteks politik AS, swing states adalah sebutan bagi negara-negara yang memiliki pengaruh kuat dan berdampak besar bagi tatanan global. Brasil, India, Indonesia, dan Turki tidak diragukan lagi akan menjadi kekuatan besar.
Ini, antara lain, karena pertumbuhan ekonomi dan besaran penduduknya. Empat negara ini, menurut Kliman, bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas tatanan internasional yang dalam pandangan empat negara ini masih jauh dari sempurna.

Dikatakan, AS kini sedang menghadapi China yang semakin menyulitkan dalam banyak hal dalam konteks geopolitik. Penciptaan sebuah keputusan internasional yang diinginkan juga lebih sulit jika dibandingkan dengan sebelum China mencuat ke percaturan global.

Kredibel

Di sisi lain, pada masa depan dibutuhkan tatanan dunia internasional yang lebih kuat dan lebih kredibel. Hal ini tetap dibutuhkan untuk mempertahankan perdamaian dan kemakmuran global.
Namun, hal tersebut tampaknya susah didapat dengan mengharapkan China semata. Karena itu, Indonesia, Brasil, India, dan Turki menjadi harapan. Selain karena demokratis, juga semakin kuat dan berpengaruh.
Walau empat negara ini berpotensi besar di arena internasional, potensi kerja sama di antara mereka juga kecil kemungkinan terwujud karena perbedaan kepentingan dan aspirasi. Di sisi lain, masih ada tantangan bagi empat negara ini memenuhi potensinya karena masih banyaknya persoalan domestik.
Karena itu, tantangan bagi empat negara ini adalah apakah mereka akan mengutamakan kepentingan dunia yang juga penting atau lebih berkutat pada masalah sendiri. Jadi, empat negara ini masih berpotensi terombang- ambing di antara pilihan untuk turut bermain di tatanan global atau lebih fokus ke urusan domestik.

Belum direalisasikan

Karena itu, Kliman menyarankan agar AS turut berperan mengembangkan dan membangun empat negara ini. Dia mengkritik Pemerintah AS karena selama ini sudah ada banyak program kerja sama, tetapi masih sekadar wacana yang jauh dari realisasi.
Dalam rangka memperkuat swing states ini, Kliman memberikan sejumlah petunjuk bagi pemerintahan AS tentang cara membantu. ”Pola bantuan AS kepada negara-negara ini juga dianjurkan tidak seragam karena kepentingan dan aspirasi yang berbeda pula bagi empat negara itu,” kata Kliman.

Kepada Indonesia, saran dari German Marshall Fund adalah perbaikan ekonomi dan sistem ekonomi. Hal ini, antara lain, bisa dilakukan dengan perbaikan cara kerja perusahaan-perusahaan negara yang tidak mau bersaing secara adil. Pengembangan perdagangan juga harus didalami antara AS dan Indonesia.
AS juga disarankan ikut membantu pengembangan militer Indonesia. Hal itu penting, termasuk untuk menengahi sengketa wilayah di Laut China Selatan.
AS diminta mendekati berbagai unsur di Indonesia yang akan menjunjung nilai-nilai demokrasi dan berkepentingan internasional.
Segala sumber daya yang ada diminta dikerahkan untuk menopang posisi Indonesia di panggung global, sekaligus penguatan struktur domestik dalam negeri Indonesia.
Dikatakan, taruhan akan besar jika AS dan empat negara sulit menyatukan kekuatan. Sebaliknya, jika kolaborasi berhasil, akan tercipta dunia yang lebih baik. (MON)



No comments:

Post a Comment