AS Tidak Bisa Lagi Abai karena Ada Ancaman dari China
JUMAT, 26 JULI 2013 http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000001298688
JAKARTA, KOMPAS — Ada empat negara penting di dunia yang akan berperan
menjadi penentu tatanan global pada masa datang. Keempat negara itu adalah
Brasil, India, Indonesia, dan Turki. Amerika Serikat harus bisa merangkul empat
negara ini demi tatanan dunia baru yang lebih baik. Demikian dikatakan Daniel M Kliman dari lembaga German Marshall Fund of
The United States.
Dia berbicara di gedung Centre for Strategic and International Studies
(CSIS), Jakarta, Kamis (25/7), dalam diskusi bertema ”Global Swing States: Brazil,
India, Indonesia, Turkey, and The Future of Global Order”.
Dalam konteks politik AS, swing states adalah sebutan bagi
negara-negara yang memiliki pengaruh kuat dan berdampak besar bagi tatanan
global. Brasil, India, Indonesia, dan Turki tidak diragukan lagi akan menjadi
kekuatan besar.
Ini, antara lain, karena pertumbuhan ekonomi dan besaran penduduknya.
Empat negara ini, menurut Kliman, bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas
tatanan internasional yang dalam pandangan empat negara ini masih jauh dari
sempurna.
Dikatakan, AS kini sedang menghadapi China yang semakin menyulitkan
dalam banyak hal dalam konteks geopolitik. Penciptaan sebuah keputusan
internasional yang diinginkan juga lebih sulit jika dibandingkan dengan sebelum
China mencuat ke percaturan global.
Kredibel
Di sisi lain, pada masa depan dibutuhkan tatanan dunia internasional
yang lebih kuat dan lebih kredibel. Hal ini tetap dibutuhkan untuk
mempertahankan perdamaian dan kemakmuran global.
Namun, hal tersebut tampaknya susah didapat dengan mengharapkan China
semata. Karena itu, Indonesia, Brasil, India, dan Turki menjadi harapan. Selain
karena demokratis, juga semakin kuat dan berpengaruh.
Walau empat negara ini berpotensi besar di arena internasional, potensi
kerja sama di antara mereka juga kecil kemungkinan terwujud karena perbedaan
kepentingan dan aspirasi. Di sisi lain, masih ada tantangan bagi empat negara
ini memenuhi potensinya karena masih banyaknya persoalan domestik.
Karena itu, tantangan bagi empat negara ini adalah apakah mereka akan
mengutamakan kepentingan dunia yang juga penting atau lebih berkutat pada
masalah sendiri. Jadi, empat negara ini masih berpotensi terombang- ambing di
antara pilihan untuk turut bermain di tatanan global atau lebih fokus ke urusan
domestik.
Belum direalisasikan
Karena itu, Kliman menyarankan agar AS turut berperan mengembangkan dan
membangun empat negara ini. Dia mengkritik Pemerintah AS karena selama ini
sudah ada banyak program kerja sama, tetapi masih sekadar wacana yang jauh dari
realisasi.
Dalam rangka memperkuat swing states ini, Kliman memberikan
sejumlah petunjuk bagi pemerintahan AS tentang cara membantu. ”Pola bantuan AS
kepada negara-negara ini juga dianjurkan tidak seragam karena kepentingan dan
aspirasi yang berbeda pula bagi empat negara itu,” kata Kliman.
Kepada Indonesia, saran dari German Marshall Fund adalah perbaikan
ekonomi dan sistem ekonomi. Hal ini, antara lain, bisa dilakukan dengan
perbaikan cara kerja perusahaan-perusahaan negara yang tidak mau bersaing
secara adil. Pengembangan perdagangan juga harus didalami antara AS dan
Indonesia.
AS juga disarankan ikut membantu pengembangan militer Indonesia. Hal
itu penting, termasuk untuk menengahi sengketa wilayah di Laut China Selatan.
AS diminta mendekati berbagai unsur di Indonesia yang akan menjunjung
nilai-nilai demokrasi dan berkepentingan internasional.
Segala sumber daya yang ada diminta dikerahkan untuk menopang posisi
Indonesia di panggung global, sekaligus penguatan struktur domestik dalam
negeri Indonesia.
Dikatakan, taruhan akan besar jika AS dan empat negara sulit menyatukan
kekuatan. Sebaliknya, jika kolaborasi berhasil, akan tercipta dunia yang lebih
baik. (MON)
No comments:
Post a Comment