Thursday, July 25, 2013

Pertumbuhan Tidak Optimal. Inflasi Sudah Mencapai 2,77 Persen




JAKARTA, KOMPAS Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 tak akan optimal. Tekanan pelambatan ekonomi global memang menjadi faktor eksternal. Namun, dari sisi internal, pemerintah terlambat menuntaskan pekerjaan rumahnya.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan M Chatib Basri, dan Menteri Perindustrian MS Hidayat mengadakan rapat koordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo di Kantor BI, Jakarta, Kamis (25/7). Rapat membahas perkembangan kondisi moneter, fiskal, dan perekonomian secara umum.
”Kami sepakat untuk menjaga momentum pertumbuhan. Tampaknya akan ada koreksi ke bawah karena situasi global belum membaik,” kata Hatta.
Meski demikian, kata Hatta, pemerintah akan tetap berusaha mencapai target pertumbuhan ekonomi 6,3 persen. Peluangnya ada, tetapi perlu beberapa langkah ekstra. Hatta kemudian memaparkan langkah-langkahnya.
Pertama, pemerintah akan menjaga inflasi pada tahun 2013 sesuai target, yakni 7,2 persen. Kedua, pemerintah mempercepat penyerapan anggaran belanja negara dengan tetap menjaga tata kelola yang baik.
Ketiga, pemerintah akan menggenjot investasi. Ini dilakukan dengan relaksasi sejumlah insentif, pemangkasan peraturan yang dinilai menghambat dan tidak memiliki payung hukum, dan revisi daftar negatif investasi (DNI). Ini sedang dikerjakan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan.

Inflasi 2,77 persen

Menurut Agus, inflasi sampai dengan minggu ketiga Juli mencapai 2,77 persen. Jika tak ada usaha ekstra untuk menurunkan inflasi pada sisa periode 2013, inflasi tahun ini bisa mencapai 8 persen. Adapun target pemerintah 7,2 persen.
Jika inflasi tidak terkendali, kata Agus, BI akan merespons melalui bauran kebijakan, di antaranya dengan nilai tukar, peredaran uang, dan suku bunga.
”Suku bunga tentu akan berdampak terhadap masyarakat luas. Nilai tukar berdampak terhadap eksportir dan importir dan perdagangan secara umum. Ini yang kami timbang secara hati-hati,” kata Agus.
Berkaitan dengan inflasi, Kompas mencatat, usaha pemerintah mengendalikan inflasi pada Juli sangat lamban. Padahal, tren melambungnya inflasi sudah terbaca karena ada dua faktor pemicu, yakni kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan bulan Ramadhan-Lebaran. Harga-harga pangan pun melambung. Penurunan harga diperkirakan baru akan terjadi pekan ketiga Juli
Usaha mempercepat penyerapan belanja adalah wacana klasik. Namun, kenyataannya belum ada perbaikan berarti.
Adapun usaha mengevaluasi insentif dan aturan guna menggenjot investasi dampaknya baru akan terasa pada tahun 2014. Dengan demikian, investasi tahun ini tumbuh, tetapi lajunya melambat.
Chatib menyatakan, secara umum perekonomian Indonesia masih sejalan dengan dinamika perekonomian global. Pertumbuhan Indonesia di atas 6 persen adalah yang tertinggi kedua setelah China 7,7 persen. India hanya tumbuh 4,8 persen. (LAS)



No comments:

Post a Comment