Thursday, July 25, 2013

KOLABORASI SENI. Seniman Indonesia Berpeluang Mendunia


JAKARTA, KOMPAS  —  Banyak cara bisa ditempuh seniman Indonesia masuk kancah internasional. Seperti dilakukan seniman atau perupa Yogyakarta, Eko Nugroho, melalui lukisannya yang dijadikan produk scarf oleh rumah mode kenamaan Louis Vuitton.

Lukisan Eko yang dipakai rumah mode Louis Vuitton (LV) berjudul ”Giant Square”. Karya itu berdasarkan falsafah budaya Indonesia yang terinspirasi dasar laut, tanah, dan udara sebagai simbol demokrasi. Pada 23 Juli, ”Giant Square” diluncurkan di gerai LV di Jakarta.
Kritikus seni rupa yang juga dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Suwarno Wisetrotomo, Kamis (25/7), mengatakan, pencapaian Eko itu prestasi yang patut diapresiasi tinggi. ”Sebagai merek, Louis Vuitton sangat cerdas, mau berkolaborasi dengan seniman,” katanya.
Pencapaian itu membuktikan Eko masuk peta internasional sehingga pantas diapresiasi dan dicatat namanya. ”Ini sekaligus membuktikan industri kreatif secara konkret mewujud dalam bentuk nyata,” kata Suwarno.

Era terbuka

Upaya LV itu diharap menginspirasi pemilik merek penting dan mapan yang lain. ”Ke depan, tugas seniman mencari posisi dengan ide-ide yang tak hanya kritis dan artistik, tetapi juga bisa beradaptasi dengan perkembangan global. Ide kritis dan artistik penting untuk menyambut era yang kian terbuka,” katanya.
Sebelum berkolaborasi, Eko yang lulusan ISI Yogyakarta rajin pameran seni di sejumlah negara. Tahun 2012 ia menggelar pameran di Musee d’Art Moderne, Paris, dengan kurator dari Espace Culturel Louis Vuitton.

Menurut kurator seni rupa Asikin Hasan, pencapaian Eko menunjukkan kuatnya dunia industri menarik dunia seni. Saat ini, negosiasi yang dianggap seni dan di luar seni selalu terbuka.
Contohnya upaya perusahaan mobil pabrikan Jerman yang menggandeng seniman pop art. ”Bagi perupa, tentu peluang baik. Perupa terus saja berkarya sesuai sikap dan karakternya, jangan sampai posisi tawar ini jadi berat sebelah supaya perupa tidak didikte,” katanya. (DOE)



No comments:

Post a Comment