JUMAT, 26 JULI 2013 http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000001303918
JAKARTA, KOMPAS — Banyak cara bisa ditempuh seniman Indonesia
masuk kancah internasional. Seperti dilakukan seniman atau perupa Yogyakarta,
Eko Nugroho, melalui lukisannya yang dijadikan produk scarf oleh
rumah mode kenamaan Louis Vuitton.
Lukisan Eko yang dipakai rumah mode Louis Vuitton (LV) berjudul ”Giant
Square”. Karya itu berdasarkan falsafah budaya Indonesia yang terinspirasi
dasar laut, tanah, dan udara sebagai simbol demokrasi. Pada 23 Juli, ”Giant
Square” diluncurkan di gerai LV di Jakarta.
Kritikus seni rupa yang juga dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Suwarno Wisetrotomo, Kamis (25/7),
mengatakan, pencapaian Eko itu prestasi yang patut diapresiasi tinggi. ”Sebagai
merek, Louis Vuitton sangat cerdas, mau berkolaborasi dengan seniman,” katanya.
Pencapaian itu membuktikan Eko masuk peta internasional sehingga pantas
diapresiasi dan dicatat namanya. ”Ini sekaligus membuktikan industri kreatif
secara konkret mewujud dalam bentuk nyata,” kata Suwarno.
Era terbuka
Upaya LV itu diharap menginspirasi pemilik merek penting dan mapan yang
lain. ”Ke depan, tugas seniman mencari posisi dengan ide-ide yang tak hanya
kritis dan artistik, tetapi juga bisa beradaptasi dengan perkembangan global.
Ide kritis dan artistik penting untuk menyambut era yang kian terbuka,”
katanya.
Sebelum berkolaborasi, Eko yang lulusan ISI Yogyakarta rajin pameran
seni di sejumlah negara. Tahun 2012 ia menggelar pameran di Musee d’Art Moderne,
Paris, dengan kurator dari Espace Culturel Louis Vuitton.
Menurut kurator seni rupa Asikin Hasan, pencapaian Eko menunjukkan
kuatnya dunia industri menarik dunia seni. Saat ini, negosiasi yang dianggap
seni dan di luar seni selalu terbuka.
Contohnya upaya perusahaan mobil pabrikan Jerman yang menggandeng
seniman pop art. ”Bagi perupa, tentu peluang baik. Perupa terus saja
berkarya sesuai sikap dan karakternya, jangan sampai posisi tawar ini jadi
berat sebelah supaya perupa tidak didikte,” katanya. (DOE)
No comments:
Post a Comment